Degradasi Nilai - Nilai Nasionalisme Pada Kader HMI di Era Globalisasi
- HMI KISIP UB
- Oct 25, 2022
- 2 min read
Oleh : Emeraldy Setya Chalik
Globalisasi pada masa kontemporer telah memiliki banyak perubahan dari masa sebelumnya. Hubungan antar dunia lebih meningkat secara intensitas dari segi ketergantungan dan jangkauannya lebih luas. Selain itu, globalisasi pada masa kontemporer lebih melekat pada setiap individu. Namun, perlu diketahui dalam menjangkau globalisasi pada masa ini lebih melibatkan kelas sosial yang ada pada setiap individu. Hal ini disebabkan globalisasi lebih mengarah pada penggunaan teknologi sebagai medianya.1 Dalam menjelaskan bagaimana masuknya globalisasi ke Indonesia dapat dikatakan tidak ada waktu yang pasti. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa selepas Indonesia merdeka tahun 1945 juga telah terdampak arus globalisasi meskipun tidak besar. Hal itu dapat dilihat dengan adanya konsep Politik Luar Negeri Indonesia yang bersifat BebasAktif, perumusan kebijakan terkait perekonomian dan lain sebagainya.
Selain itu, juga dapat dilihat ketika pada masa orde baru mulai berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Masuknya globalisasi di Indonesia dengan rentang waktu sebelum reformasi masih sangat kecil dan tidak berdampak besar pada perubahan masyarakat. Minimnya dampak dari arus globalisasi saat itu karena diimbangi dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.
Globalisasi mulai berkembang sejak runtuhnya masa orde baru. Dengan runtuhnya masa orde baru dan dimulai nya era reformasi sejak tahun 1999 globalisasi mulai berkembang dengan pesat di Indonesia. Ketika memasuki tahun 2000-an dampak dari globalisasi sudah mulai terlihat dengan banyaknya pembangunan dari segi manusia dan dari segi ilmu pengetahuan yang mulai mengikuti perkembangan dunia. Namun tidak lepas juga dari adanya percampuran budaya barat yang mulai berkembang di masyarakat.
Dampak dari adanya globalisasi pasca reformasi dapat dikatakan memiliki nilai positif dalam mengikuti perkembangan zaman yang serba efektif dan efisien. Banyak perubahan yang terjadi untuk menunjang globalisasi tersebut. Namun selain dampak positif, dampak negatif juga ikut serta di dalamnya. Dapat dilihat bagaimana perkembangan tersebut menjadikan banyak nilai nilai kebangsaan yang mulai luntur dan memudar. Seperti pengetahuan tentang Pancasila, Bela Negara, Nasionalisme dan lain sebagainya. Lunturnya nilai-nilai tersebut tentunya menjadi permasalahan yang harus diperbaiki guna upaya menyelamatkan perkembangan Bangsa Indonesia pada generasi selanjutnya.
Pesatnya globalisasi juga berpengaruh dalam badan organisasi ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HmI). Telah dijelaskan dalam HmI terkait Fase Sejarah Perjuangan HmI. Dituliskan bahwa pada Fase ke X: Tantangan II, tantangan yang dihadapi oleh HmI bersifat eksternal dan internal. Dampak dari arus globalisasi juga sedikit banyak memberikan banyak pengaruh dalam memaknai pemikiran.
Banyak terjadi perbedaan pandangan antar kader yang berujung pada sebuah konflik. Berbeda dengan awal tujuan awal terbentuknya HmI yang saling membantu antar sesama kader untuk kemajuan umat dan Bangsa Indonesia melalui rasa nasionalisme yang telah terpupuk. Sejalan dengan pemikiran dari Agussalim Sitompul dengan bukunya yang berjudul “44 Indikator Kemunduran HmI: suatu kritik dan koreksi untuk kebangkitan kembali HMI”. Saat ini, pola relasi dengan kepentingan yang terbangun menjadikan adanya tembok penghalang bagi wawasan terkait nasionalisme dalam HmI bisa tersampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan tuuan awal diciptakannya HmI yaitu sebagai Harapan Masyarakat Indonesia.
Dari penjelasan yang telah disampaikan diatas dapat diambil rumusan masalah dengan narasi mengapa terjadi degradasi nilai-nilai nasionalisme pada kader hmi di era globalisasi? Dengan adanya pemetaan faktorfaktor yang mempengaruhi kemunduran tersebut, maka peneliti dapat memberikan masukan berupa saran untuk memperkuat peran kader HmI guna meningkatkan nilai-nilai nasionalisme.
コメント